Suarkabar, Padang- Trans Padang Koridor 4 dengan rute Teluk Bayur-Anak Air mendapatkan ancaman dan juga diintimidasi oleh seorang pengendara mobil.
Diketahui, Trans Padang Koridor 4 diintimidasi dan diancam oleh seorang pengendara mobil dengan nomor polisi BA 1210 BM, kejadian tersebut pun terekam oleh salah seorang penumpang.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 14 Mei 2023 dan terekam dalam sebuah video dan diposting oleh akun TikTok @lisdayeni1.
“Batambah lo urang baru bagak dipadang ..ka nyo dabih sopir trans Padang koridor..4 (Sudah bertambah pula jagoan di Padang. Mau dia gorok sopir Trans Padang koridor 4),” tulis akun tersebut.
Dalam potongan video itu, terlihat pria yang menggunakan baju warna merah itu juga membawa sesuatu yang diduga senjata tajam (sajam) jenis pisau sangkur.
Terlihat ia melakukan ancaman dengen sajam yang ada di tangannya tersebut.
Selain itu, dia juga mengeluarkan kalimat tak pantas kepada sopir dan pramugara sembari menenteng sajam tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Padang Sejahtera Mandiri (PSM) angkat bicara pasca Trans Padang yang diintimidasi dan diancam oleh pengemudi mobil tersebut.
Direktur Utama (Dirut) Perumda PSM, Rico Rahmadian Albert mengatakan, keributan terjadi di saat mobil dengan nopol BA 1210 BM hendak mendahului bus Trans Padang.
“Pada saat itu ada perbaikan jalan di simpang Lubuk Minturun By Pass ke arah Teluk Bayur, sehingga terjadi kemacetan. Kendaraan ini tak sabar mendahului bus Trans Padang,” kata Rico yang dikutip dari Radar Sumbar pada Selasa, 16 Mei 2023.
Rico sangat menyayangkan insiden tersebut. Pasalnya, jika berbicara prioritas, banyak masyarakat yang harus mendapatkan hak istimewa di jalan raya terlebih dahulu tanpa mengabaikan faktor keselamatan.
“Saya sering menyampaikan agar pengemudi pun bisa lebih bijak dalam mengendarai mobilnya dan memperhatikan faktor keselamatan pengendara lain. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali,” katanya.
Ia mengimbau kepada semua pengemudi kendaraan di jalan raya untuk saling berhati-hati dan saling menghargai.
“Jangan sampai karena emosi sesaat, kita mengabaikan faktor sosial bahkan mental anak-anak di bawah umur. Apalagi jika melakukan pengancaman dengan sajam,” tuturnya.*